80% Penyakit Manusia Berhubungan Dengan Ketidakamanan Air Minum
Menurut survei WHO, bahwa 80% penyakit manusia berhubungan dengan ketidak-amanan air minum. Kepada redaksi, kepala kantor pengawas keamanan mutu air dari pusat pencegahan dan pengendalian penyakit China yakni E Xueli mengatakan, menurut jenis polutan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu pencemaran organisme, pencemaran anorganik dan organik.
Pencemaran organisme purbakala.
Ditilik dari sejarah, sebelum abad ke 19 pencemaran organisme adalah yang paling menakutkan dalam polusi air. Polusi-polusi yang dimaksud ini terutama adalah bakteri, tumbuhan ganggang, parasit, virus dan mikroba. Saat setelah zat air tercemar mereka, dapat menularkan berbagai penyakit, misalnya demam tifus, diare, disentri, kolera. Dalam sejarah, jutaan orang kehilangan nyawanya karena penyebaran penyakit kolera. Dan hingga hari ini, di sejumlah negara di Afrika masih kerap terancam oleh polusi organisme dalam air minum.
“Meski pun secara fundamental sebagian besar negara dewasa ini telah berhasil mengatasi pencemaran organisme, namun dalam hal ini, siapa pun tidak berani menganggap enteng, terutama harus mencegah ledakan penyakit menular.” Demikian ujar E Xueli. Di antara 37 jenis penyakit menular yang resmi di China, penyebaran melalui air saja ada 8 jenis: Kolera, hepatitis, radang zat kelabu sumsum tulang belakang, disentri amubawi, tifus, paratifus, leptospirosis, skistosomiasis (deman siput) dan penyakit diare menular.
Sesungguhnya, seiring dengan semakin majunya teknologi mikrobiologi dan tes analitis, sehingga pengetahuan orang-orang terhadap polusi air juga semakin dalam.
Hampir semua ahli air berpendapat, bahwa bahaya tersembunyi terbesar akan keamanan air minum berasal dari pencemaran organik. Sumber pencemaran organik dalam air minum sangat luas, meliputi pembuangan air limbah pabrik, pestisida pupuk kimia dan polusi pestisida maupun kehidupan sehari-hari manusia.
Ancaman potensial dari polutan-polutan organik ini bukan saja sangat berbahaya, namun yang paling mencemaskan adalah mereka (polutan organik) dapat menghindari pengolahan teknik pemurnian dari air ledeng konvensional, dan dengan leluasa meresap ke dalam tubuh.
Misalnya, ketika air sungai Songjiang tercemar senyawa benzena, maka perusahaan air ledeng setempat sama sekali tidak melakukan proses pemurnian terhadap zat-zat organik dalam air, sehingga dengan demikian, terjadi krisis air minum bagi jutaan penduduk setempat.
Padahal sekarang, secara teknis tidak ada masalah dalam menghadapi pencemaran organik. Peneliti dari laboratorium utama nasional mengenai mutu air lembaga ilmu pengetahuan China yakni Qiang Zhimin mengatakan, bahwa adsorpsi (penyerapan) arang aktif, saringan dan sebagainya bisa secara efektif menghilangkan polutan organik dalam air minum. Namun inti persoalannya, orang-orang terlebih dahulu harus membangun kesadaran akan eksistensi polutan-polutan iniSukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872
Bisnis Organik Konsultasi Kesehatan Tips Hidup Sehat Melilea
Layan Antar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar