Bisnis Organik dan Konsultasi Kesehatan dan Kecantikan
Tips Hidup Sehat melilea
021-73888872
Mengenal Naturopati
Naturapati
Pengobatan Alternatif bagi Penderita
Autisme, Kanker, dan Jantung
JAKARTA, Saat pengobatan medis tidak bisa memberikan penyembuhan,
banyak pasien yang kini mencari pengobatan alternatif, di antaranya
naturopati. Ini jenis terapi alternatif untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan mengembalikan sistem tubuh yang rusak. Banyak penderita
autis, kanker, dan jantung memilih menjalani penyembuhan lewat terapi ini.
Jika pengobatan medis hanya terfokus pada penyakitnya saja, naturopati
dilakukan dengan membenahi sistem tubuh yang rusak karena tidak
berfungsi dengan baik sehingga menimbulkan penyakit. Selain itu,
berbeda dengan pengobatan medis yang terus-menerus memaksa pasien
mengonsumsi obat, naturopati menggunakan ekstrasi bahan-bahan alami.
"Sistem dalam tubuh setiap orang berbeda antara satu dengan lainnya.
Sedangkan obat dari dokter cenderung berlaku sama bagi setiap orang.
Dan yang jelas obat itu tidak bisa memperbaiki sistem tubuh kita.
Akibatnya banyak orang yang mengalami ketergantungan terhadap obat,"
ujar Dr. Amrullah Siregar, ahli naturopati kepada pers di Jakarta,
akhir pekan silam.
Lelaki lulusan National Institute Of Health, Maryland, Amerika Serikat
(AS) ini memisalkan seorang penderita diabetes yang terus-menerus
memerlukan obat penurun kadar insulin dalam tubuh. Pasien ini tidak
akan pernah bisa sembuh selama hidup, tapi harus bergantung pada
penggunaan obat. Demikian pula yang terjadi pada pasien hipertensi.
Dalam pengobatan naturopati, pasien sama sekali tidak mengonsumsi
obat-obatan yang mengandung bahan kimia. Sesuai dengan namanya, naturo
alias nature yang berarti alam, semua prosedur pengobatan di sini
dilakukan secara alami. Obat-obatan yang dipakai 100 persen berasal
dari bahan alami seperti dedaunan, suplemen nutrisi yang bisa
memperbaiki sistem fungsi tubuh yang rusak.
Pemilihan bahan-bahan alami berdasarkan bukti bahwa dalam setiap
tumbuh-tumbuhan tersebut mengandung reseptor, struktur kimia, hormon
yang sama dengan manusia. Ada suatu penelitian yang membuktikan bahwa
daun-daunan mengandung zat yang sama dengan yang ada di kepala
manusia. Sementara zat yang terdapat pada akar atau ranting pohon
mirip dengan yang ada pada kaki dan tangan manusia.
Dalam naturopati, jika ada bagian tubuh yang rusak, maka suplemen yang
diberikan akan memperbaiki luka tubuh dari dalam yang dikenal dengan
sistem homilistasis. Ada sejumlah prosedur yang harus dijalani pasien,
antara lain aromaterapi, spa, detoksifikasi, rejuvenasi, juga lymph
drainage massage alias pemijatan untuk memperlancar aliran kelenjar
getah bening. Dalam mengobati pasien autisme misalnya, pada pengobatan
naturopati lebih dilakukan pendekatan secara alam, bukan pendekatan
klinis yang banyak memberi obat-obatan kimia.
Jika dalam dunia kedokteran umum pengobatan autisme lebih ditekankan
pada psikis, tidak demikian halnya dengan sistem naturopati. Pada
pengobatan jenis ini, mereka memusatkan pada perbaikan fungsi organ
usus dan yang berhubungan dengan makanan atau yang lebih tenar di
kalangan medis dengan istilah bionutrition intervension. Sebab,
menurut Amrullah, saluran cerna merupakan second brain alias otak
kedua yang paling menentukan dalam kesehatan manusia.
Di saluran cerna terdapat sekitar 500 koloni kuman, di mana setiap
koloni terdapat 1,5-7,5 miliar populasi kuman. Jadi cukup jelas
argumen mengapa sebagian besar penyakit justru bersumber dari organ
pencernaan. Demikian yang terjadi pada pasien autisme yang diyakini
oleh Amrullah perlu menjalani detoksifikasi alias mengeluarkan racun
yang ada di dalam tubuhnya.
"Setelah fase detoksifikasi, kami adakan recovery, yakni pemulihan
kondisi tubuh dari akibat yang ditimbulkan racun. Selanjutnya
dilakukan rejuvenasi, yaitu melakukan regenerasi sel dengan
mensinkronkan pembentukan sel baru dan sel lama," jelas Amrullah yang
kini berpraktik di klinik Griya Natura, Jakarta Selatan ini.
Tahap terakhir dari pengobatan autisme adalah revitalisasi,
mengembalikan tubuh pasien ke kondisi normal. Revitalisasi di sini
bisa dilakukan dengan memberi asupan vitamin, mineral, enzim,
probiotik dan sejenisnya yang sama sekali jauh dari kandungan kimia.
Karena begitu banyak pasien autisme yang bisa disembuhkan dengan
teknik naturopati, maka nyaris 50 persen pasien yang ditangani
Amrullah di Griya Natura adalah pasien autisme. Jenis penyakit lain
yang juga sempat ditangani di sini adalah kanker dan jantung.
Belum Populer
Di Indonesia, kedokteran naturopati memang belum ada, namun di banyak
negara lain seperti AS, Inggris, Australia, Cina juga India, bidang
ini menjadi spesialisasi tersendiri di universitas. Kedokteran
naturopati merupakan suatu bentuk spesialisasi ilmu kedokteran dalam
melakukan upaya pencegahan atau pengobatan penyakit, peningkatan taraf
kesehatan tubuh serta proses rehabilitasi tubuh dengan cara
meningkatkan sistem, kapasitas dan fungsi alami.
Di banyak negara maju, naturopati lebih dikenal dengan lifestyle
medicine, di mana pengobatan lebih ditekankan pada pola hidup
seseorang, dari mulai pola makan, hingga pola aktivitas. Walau belum
cukup populer di Indonesia, sesungguhnya pengobatan naturopati sendiri
sudah mendapat pengakuan dari badan kesehatan dunia (WHO) sejak 1978.
Penggunaan tanaman sebagai sumber obat di dunia kedokteran dicetuskan
pertama kali oleh Dietrich Hunler pada 1968. Peneliti medis yang
tengah mengerjakan tesis S3-nya ini bertualang ke Afrika. Ia menemukan
bahwa penduduk setempat banyak memanfaatkan tanaman sebagai obat
penyakit yang bersumber di kepala dan pencernaan. Berangkat dari sini
ia melakukan riset yang hasilnya adalah struktur saraf dan hormon
dalam tanaman punya banyak kesamaan dengan anggota tubuh manusia. Dari
sinilah muncul fitofarmaka, pengobatan penyakit dengan tanaman yang
juga merupakan bagian dari naturopati. Berbeda dengan jamu,
fitofarmaka hanya menggunakan ekstrak tanaman saja, bukan keseluruhan.
Sesungguhnya naturopati sendiri bukan teknik pengobatan baru di dunia.
"Justru teknik ini merupakan yang pertama kali muncul sebelum lahirnya
dunia kedokteran. Hanya saja ketika muncul pengobatan dengan
antibiotik, manusia berbondong-boindong beralih ke sana. Namun kini
setelah obat-obatan antibiotik membawa dampak tidak baik, kembali
manusia mencoba pengobatan dengan cara alami," tutur Amrullah.
Pengobatan naturopati ini kembali merebak setelah terjadi kasus
talidome, yakni gangguan kandungan akibat ibu hamil yang banyak
mengonsumsi obat-obatan kimia. Di kalangan medis, naturopati
digolongkan dalam komplimentari medicine seperti akupuntur.(es/mer)
Copyright, Sinar Harapan 2003
Melilea Membawa Naturopati Ke Indonesia Tahun 2006
www.melilea-jakarta.blogspot.com
Layan Antar
Sabtu, 15 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar